Senin, 08 April 2013



Legenda dan Mitos

Kedung Kayang


Kedung Kayang terletak di desa Wonolelo, Sawangan, Magelang. Objek wisata ini memiliki panorama yang menarik, tiket masuk relatif murah dengan hanya membayar Rp 2.500,00 saja, selain itu Kedung Kayang juga memiliki mitos dan legenda yang menarik, berikut adalah mitos dan legendanya. 

Nama Kedung Kayang diperoleh dari Para Empu yang berada di sekitar Kedung Kayang, yaitu: 1.      Empu Panggung 2.      Empu Putut 3.      Empu Khalik.
Pada jaman dahulu para empu tersebut sering mengadakan pertemuan di lokasi tersebut. Menurut para empu bahwa sungai Pabelan sangat memberikan barokah pada masyarakat sekitar sungai itu, walaupun sungai itu sebagian besar berasal dari Gunung Merbabu dan sebagian dari Gunung Merapi, tetapi sangat dipercayai bahwa Sungai tersebut tidak akan mengalirkan Lahar Panas dari kedua Gunung tersebut. Karena sangat dipercayai bahwa ditempat itu ada yang menunggu yaituKyai Gadung Melati dan Nyai Widari Welas Asih.
Para empu tersebut di atas mengadakan pertemuan yang tujuannya akan mengadakan adu kesaktian yang berupa Tanding Balang (Adu Lempar). Tanding Balang tersebut dilaksanakan pada bulan Suro (muhharom). Yang intinya “Siapa yang bisa Balang Kedung itu dengan telur angsa melempar Kedung dengan telur) dan masih utuh bila sampai di kedung itu maka dialah pemenangnya.
Ternyata telur tersebut semuanya dari ketiga empu tersebut pecah setelah masuk di kedung tersebut, kemudian para empu tersebut menuruni tebing untuk melihat kedung itu. Namun anyangannya (cengkarang) telur itu tidak ada di dalam kedung tersebut. Atau hilang tanpa bekas.
Para empu tersebut sepakat untuk memberikan nama kedung tersebut dengan nama Kedung Kayang. Selanjutnya pecahan dari telur itu oleh Kyai Gadung Melati dan Nyai Widari Welas Asih ditimbulkan berupa Mata Air yang berada di depan Air Terjun yang akan mengalir sepanjang tahun.
Adapun Mata Air yang timbul adalah:
  1. Telur Empu Putut jadi mata air yang keluar dari batu di tengah tebing bagian utara.
    2.Telur Empu Panggung jadi mata air yang keluar disebelah Timur Air Terjun.

    3.Terjun Empu Khalik menjadi mata air yang keluar disebelah barat Air Terjun.
Ketiga mata air tersebut keluar atau muncul dari sela-sela retakan batu besar. Dibelakang Air Terjun terdapat Goa dengan lebar ± 2 m dan tinggi ± 2,5 m dengan panjang tak terbatas (tidak dapat diketahui) karena tidak ada ujungnya.
Bila ada yang mau masuk ke dalam Goa tersebut harus masuk dulu di kedung kemudian naik sekitar 1,5m di belakang terjunan air. Goa tersebut pada jaman dahulu sering digunakan Topo atau bersemedi oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus untuk meminta petunjuk dari yang Maha Kuasa.

Kedung Kayang terdapat keunikan dan keanehan tersendiri, yaitu bila di bulan Suro (muhharom) pada hari malam Jum’at Kliwon sering terdengar suara/ alunan Gamelan Jawa dan pada hari Kamis Wage semua kera-kera yang ada di sekitar Kedung Kayang berkumpul di atas air terjun tersebut. Dan masih banyak keajaiban yang lain yang sering ditemui oleh masyarakat setempat maupun pengunjung yang berada di Kedung Kayang.

Mata air yang ada di sekitar air terjun itu ada yang bernama mata Air Penguripan yang biasa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk berbagai keperluan dan tujuan. Ada juga yang dinamakan Mata Air Kinasihan yang juga dipercaya bermanfaat besar bagi yang memerlukan.
(Sumber: Papan Informasi Wisata Kedung Kayang)